Pada post sebelumnya gw kan udah ngejelasin tentang apaan sih itu sistem
informasi trus knp digunain sistem informasi. Kali ini gw akan mencoba
menjelaskan model - model pengembangan sistem informasi tapi secara
singkat aje yee.. Ribet bro kalo gw jelasin secara lengkap, mending lo
beli buku nya aje sono di palasari kalo maw lengkap.
Waterfall Model
Model yang pertama tuh namanya Waterfall Model. Model ini sih sebenernya
model pengembangan yang paling simpel. Untuk lebih jelasnya, lo bisa
liat alur proses pengembangan sistem informasi pada gambara dibawah ini
nih :
Pada model ini pertama-tama kita membuat spesifikasi kebutuhan sistem
yang mau kita buat. Biasanya ini dilakukan sama orang yang memesan
sistem atau pengembang sistem tersebut. Setelah spesifikasi kebutuhan
ini selesai, kita merancang sistem yang akan digunakan. Trus rancangan
sistem tersebut diikuti dengan implementasi modul yang lebih kecil.
Modul-modul ini akan diuji, pertamanya sih secara sendiri-sendiri, baru
kemudian secara bersama-sama. Abis pengujian integrasi terakhir telah
selesai, keseluruhan sistem b diserahkan ke pemakai dan bisa serta
dimulai tahap pemeliharaan. Model air terjun ini memberi penekanan bahwa
seseorang harus menyelesaikan suatu tahap sebelum masuk ke tahap
berikutnya. Model air terjun ini telah memberikan pengaruh besar pada
metode rekayasa perangkat lunak.
RAD (Rapid Application Development) Model
RAD itu model pengembangan dengan teknik bertingkat atu incremental. RAD ini menekankan pada siklus pemmbangunan yang singkat, pendek dan cepat. Karena waktu yang singkat adalah batasan penting bagi model ini. Tahapan dalam model RAD bisa lo liat pada gambar di bawah nih :
Jadi kalo dalam model RAD ini, kita menggunakan metode yang
berulang-ulang dalam pengembangan sistem informasi yang ingin dibuat.
Dalam model RAD ini, pengembangan sistem lebih ditekankan pada
tahap-tahap berikut ini:
1. Business modeling
Di tahap ini, aliran informasi dimodelkan biar kita tahu informasi apa
yang dihasilkan, siapa yang membuat informasi itu, kemana aja informasi
mengalir, dan siapa yang mengolahnya.
2. Data modeling
Aliran informasi yang udah didefinisikan disaring lagi biar bisa
dijadikan bagian-bagian dari objek data yang dibutuhkan untuk mendukung
bisnis tersebut.
3. Process modelling
Objek-objek data yang udah didefinisikan, diubah supaya menghasilkan
aliran informasi untuk diimplementasikan menjadi fungsi bisnis.
Pengolahan deskripsi dibuat untuk menambah, merubah, menghapus, atau
mengambil kembali objek data.
4. Application generation
RAD bekerja dengan menggunakan fourth generation techniques (4GT). Jadi
pada tahap ini jarang banget digunakan pemrograman konvensional
menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga (third generation
programming languages), tetapi lebih ditekankan pada reuse
komponen-komponen atau buat komponen baru.
5. Testing and turnover
Tahapan yang terakhir yaitu Testing and turnover. Karena menekankan pada
penggunaan kembali komponen yang telah ada (reuse), sebagian
komponen-komponen tersebut sudah diuji sebelumnya. Jadi bisa ngurangin
waktu testing secara keseluruhan.
Model V
Model ini dibilang sebagai perluasan dari model waterfall, soalnya
tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika
model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V
proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini hubungan antara tahap
pengembangan software dengan tahap pengujiannya lebih tergambarkan.
1. Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama kaya model waterfall. Keluaran dari
tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing
merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan
tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak.
2. System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada
dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya.
Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi
organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu
tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi
teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
3. Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur
yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian
kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan
antar interface, detail teknologi yang dipakai.
4. Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah
menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi
penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding.
Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika
tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan
lain-lain.
5. Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Prototyping Model
Paradigma dari metode prototyping adalah sistem informasi yang
menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang.
Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap,
tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan,
ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila
perlu.
Sebuah prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika
maupun fisik antarmuka ekternal yang ditampilkan. Komponen potensial
menggunakan prototype dan menyediakan masukan tim pengembangan sebelum
sebelum pengembangan skala besar dimulai. Melihat dan mempercayai
menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototype. Dengan
menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembangan dapat
mengklarifikasi kebutuhan pengembangan software dan intrepetasi mereka.
Tahap – Tahap Rekayasa Software Dalam Prototype Model
1. Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien bertemu untuk menentukan tujuan umum, kebutuhan yang
diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya.
Detail kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan
kebutuhan.
2. Perancangan Cepat
Perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software
yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.
3. Bangun Prototype
Dalam tahap ini, membangun sebuah versi prototype yang dirancang kembali dimana masalah-masalah tersebut diselesaikan.
4. Evaluasi prototype
Pada tahap ini, klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.
5. Perbaikan Prototype
Tahap ini Software yang sudah jadi dijalankan dilakukan perbaikan.
Perbaikan termasuk dalam memperbaiki kesalahan/kerusakan yang tidak
ditemukan pada langkah sebelumnya.
Simple Interaction Desain Model
Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya
memiliki satu titik. yang mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah
sesuai dengan kebutuhan, lalu didesain sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan. Setelah diDesain rancangan tersebut dibangun dan harus
interaktif. Setelah itu barulah rancangan tersebut dievaluasi.
Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, rancangan yang telah di evakuasi
dapat kambali didesain ulang atau apakah rancangan tersebut tidak sesuai
dengan kebutuhan user, maka alur tersebut akan terus berputar hingga
pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi kesalahan, baik dalam penetapan
kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga pada tahap evaluasi
terciptalah sebuah hasil akhir yang valid.
Star Lifecycle Model
Dalam Siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus menerus, tidak
harus dikahir. Misalnya dimulai dari menentukan kosep desain (conceptual
design) dalam proses ini akan langsung terjadi evaluasi untuk langsung
ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka akan
terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas, selanjutnya apabila
sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama akan lanjut ke proses
yg selanjutnya yakni requirements/specification yakni memverifikasikan
persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi
pengevaluasian seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama
terjadi pada tahapan-tahapan selanjutnya yakni task analysis/fungsion
analysis, pengimplementasian, prototyping hingga pada akhirnya
terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user
No comments:
Post a Comment
terimah kasih udh memberi masukan